Roti gosong, telur mentah dan kopi pahit"
Sepasang suami-istri dikaruniai seorang anak yang menderita difabel. Setelah anak tunggal itu tumbuh makin dewasa, kemampuan komunikasinya masih kurang. Jika terpapar matahari sebentar, mulutnya keluar busa, dan jika bicara kadang air liurnya menetes. Meski begitu, orang tuanya tetap sangat menyayanginya dan istimewa.
Satu hari, anak ini bangun pukul 4.30 pagi. Ia memanggang roti sampai gosong. Mengambil sebutir telur, lalu memecahkan telur itu ke panci dan langsung menaruhnya di piring lain. Lalu ia membubuhkan 5 sendok makan kopi di cangkir. Kopi yg sangat pahit. Lalu anak ini menaruh semua di atas nampan dan menuju kamar ayahnya.
Ayahnya bangun, melihat serta menghirup aroma "sedap" roti gosong, telur mentah dan kopi tersebut. Sang ayah mencoba rotinya, si anak dengan polos bertanya, "Enak "kan, Pa?";
"Iya, enak sekali." Lalu ia makan telur mentah hingga habis. Lalu ia coba kopi itu.
Si anak bertanya:"Harum dan enak "kan Pa?"
Si Ayah : "Pahit, tapi Papa suka sekali."
Di mata Tuhan di Surga, kitalah anak difabel tsb. Pada dasarnya, kita memberi apa yang tidak sempurna untuk Tuhan. Pujian, persembahan, bahkan pelayanan kita sangat tidak sebanding dengan apa yang sudah Tuhan berikan pada kita. Namun, Tuhan terima semua dengan senang hati karena Tuhan tahu jika kita melakukannya dengan segenap hati, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Tuhan kita di sorga.
Bukan perbuatan, persembahan, atau pelayanan kita yang membuat Dia berkenan, tapi terlebih SIKAP HATI kita saat mempersembahkan nya. Tuhan tidak butuh apa pun dari kita, tapi IA sangat menghargai jika kita mau melakukan yang terbaik bagiNya.
Sepasang suami-istri dikaruniai seorang anak yang menderita difabel. Setelah anak tunggal itu tumbuh makin dewasa, kemampuan komunikasinya masih kurang. Jika terpapar matahari sebentar, mulutnya keluar busa, dan jika bicara kadang air liurnya menetes. Meski begitu, orang tuanya tetap sangat menyayanginya dan istimewa.
Satu hari, anak ini bangun pukul 4.30 pagi. Ia memanggang roti sampai gosong. Mengambil sebutir telur, lalu memecahkan telur itu ke panci dan langsung menaruhnya di piring lain. Lalu ia membubuhkan 5 sendok makan kopi di cangkir. Kopi yg sangat pahit. Lalu anak ini menaruh semua di atas nampan dan menuju kamar ayahnya.
Ayahnya bangun, melihat serta menghirup aroma "sedap" roti gosong, telur mentah dan kopi tersebut. Sang ayah mencoba rotinya, si anak dengan polos bertanya, "Enak "kan, Pa?";
"Iya, enak sekali." Lalu ia makan telur mentah hingga habis. Lalu ia coba kopi itu.
Si anak bertanya:"Harum dan enak "kan Pa?"
Si Ayah : "Pahit, tapi Papa suka sekali."
Di mata Tuhan di Surga, kitalah anak difabel tsb. Pada dasarnya, kita memberi apa yang tidak sempurna untuk Tuhan. Pujian, persembahan, bahkan pelayanan kita sangat tidak sebanding dengan apa yang sudah Tuhan berikan pada kita. Namun, Tuhan terima semua dengan senang hati karena Tuhan tahu jika kita melakukannya dengan segenap hati, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Tuhan kita di sorga.
Bukan perbuatan, persembahan, atau pelayanan kita yang membuat Dia berkenan, tapi terlebih SIKAP HATI kita saat mempersembahkan nya. Tuhan tidak butuh apa pun dari kita, tapi IA sangat menghargai jika kita mau melakukan yang terbaik bagiNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar