Senin, 30 Juli 2012

PEMARAH

Jenderal Horace Potter pernah menulis tentang percakapannya dengan Jenderal Ulysses Grant suatu malam saat mereka duduk di dekat api unggun.

Ditulis oleh Potter:
"Jenderal Ulysses, Anda luar biasa, walaupun Anda dididik dalam kekerasan militer, dan selalu mengalami permainan kasar dalam tugas garis depan. Anda tidak terpancing untuk mengumpat. Saya tidak pernah melihat anda mengucapkan kata kata kasar sekalipun. "Anda punya alasan untuk hal ini?" tanya Potter

Grant menjawab,
Saya tidak mau membiasakan mengumpat. sejak remaja saya tidak pernah melakukannya, dan ketika saya dewasa, saya menganggap bahwa mengumpat adalah sebagai suatu tindakan kebodohan.

Karena kata kata kasar membangkitkan amarah diri kita sendiri dan menyulut kemarahan orang lain.

Saya tidak pernah melihat kehidupan yang berkualitas dari seorang pemarah, selain lemah dan rapuh dari segi spiritual, seorang pemarah menghilangkan banyak kesempatan.

Seorang pemarah, adalah seorang yang lelah, ia seorang yang berperang dengan dirinya sendiri, sekalipun ia menang, ia hancur.


"Tidak ada yg lebih buruk dari pada seorang yang menjadi marah sampai ia tidak dapat menguasai diri"

~"Pada saat kita jadi pemarah, kita telah kalah"
~"Pada saat kita membenci, kita telah terkunci"
~"Pada saat kita mendendam. kita telah menjadi tawanan".

Terhormatlah seseorang, jika ia menjauhi perbantahan, tetapi setiap orang bodoh membiarkan amarahnya meledak.  - Amsal 20:3

Janganlah lekas- lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.  - Pengkhotbah 7:9

Solusi menuju ketenangan:

"MENGAMPUNI"

Janganlah sampai amarahmu merusak jalan hidupmu dan masa depanmu. Jadilah orang sabar serta arif dan bijaksana.

Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.  - Efesus 4:32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar