Rabu, 25 Desember 2013

1 Sam 1:1-18. "dan dengan hati pedih ia (Hana) berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu." (ay. 10)

Dapatkah kita memahami perasaan Hana? Betapa setiap saat ia merasa terhina, meskipun suaminya menyayanginya. Namun ia tetap merasa hancur hatinya, karena ia mandul dan di lain pihak madunya memiliki beberapa anak dan mencemoohkannya. Kehancuran sering membuat orang patah semangat dan melakukan tindakan bodoh. Namun tidak demikian dengan Hana, karena ia datang kepada pribadi yang tepat yaitu Allah, yang sanggup menjawab dan memberikannya jalan keluar.

Rat 3:25 katakan: "TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia." Dalam Rom 4:18 Rasul Paulus menasihatkan kita untuk tetap berharap walaupun seakan tidak ada dasar untuk berharap. Sedangkan dalam Yes 55:6 dikatakan: "Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!" Jadi perkara mustahil apakah yang kita hadapi? Kesukaran apakah yang seakan tidak tertanggulangi? Bagi Tuhan semua itu bukan apa2, tetapi yang dibutuhkanNya adalah keyakinan bahwa Dia dapat melakukannya untuk kita.

Sehingga kita pun dapat berkata seperti kesaksian Hana ini: "TUHAN mematikan dan mengidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia ber-sama2 dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan. Langkah kaki orang2 yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya," (1 Sam 2:6-9).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar