Bacaan : Roma 5:20-6:11
Suatu kali di sebuah gereja terdengar bahwa si A mempersembahkan sejumlah besar uang persembahan. Orang-orang sampai berdecak kagum dan berkata: "Gile bener ...." Beberapa minggu kemudian, terdengar lagi berita lain bahwa si A tadi sedang diadili karena kasus korupsi, yang jumlahnya sepuluh kali lipat dari jumlah kolektenya yang "menggemparkan". Orang lantas berkomentar: "Wah, kalau ini ... gile beneran!"
Bagi orang beriman, selalu ada godaan untuk hidup seperti katak yang bisa hidup di dua alam hidup di air dan di darat yakni orang-orang yang bisa hidup di dalam terang, sekaligus di dalam gelap. Pada hari Minggu, sikapnya bisa amat berbeda dengan sikap hidupnya pada hari Senin sampai Sabtu. Ia bisa begitu alim dan suci saat berada di gereja, tetapi ketika kembali ke rumah dan pekerjaan, ia menjadi serigala beringas bagi sesamanya. Tak heran, persekutuan jemaat kemudian menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang "bertopeng"!
Tentu hal ini tidak bisa dipukul rata, tetapi kecenderungan semacam ini bisa terjadi di mana-mana, di antara orang kristiani.
Itu sebabnya kita sangat perlu mengingat pesan Paulus, bahwa kita telah mati bagi dosa (Roma 6:2). Akan sungguh aneh jika orang mengaku kristiani, tetapi masih bisa hidup bagi dosa yang berarti malah "mematikan" Kristus yang hendak berkarya di hidupnya. Jika hal demikian bisa terjadi, berarti hidupnya belum sungguh-sungguh baru (ayat 4). Menjalani hidup baru memang tak mudah. Bukan lagi menghambakan diri pada dosa, melainkan kepada Kristus. Yakni dengan setia menaati perintah-perintah Kristus setiap hari, agar terjadi perubahan radikal dalam pola pikir serta tindakannya.
HIDUP YANG SETIAP HARI DIJALANI BAGI KRISTUS AKAN MENDATANGKAN SUKACITA DAN BERKAT PENUH
Suatu kali di sebuah gereja terdengar bahwa si A mempersembahkan sejumlah besar uang persembahan. Orang-orang sampai berdecak kagum dan berkata: "Gile bener ...." Beberapa minggu kemudian, terdengar lagi berita lain bahwa si A tadi sedang diadili karena kasus korupsi, yang jumlahnya sepuluh kali lipat dari jumlah kolektenya yang "menggemparkan". Orang lantas berkomentar: "Wah, kalau ini ... gile beneran!"
Bagi orang beriman, selalu ada godaan untuk hidup seperti katak yang bisa hidup di dua alam hidup di air dan di darat yakni orang-orang yang bisa hidup di dalam terang, sekaligus di dalam gelap. Pada hari Minggu, sikapnya bisa amat berbeda dengan sikap hidupnya pada hari Senin sampai Sabtu. Ia bisa begitu alim dan suci saat berada di gereja, tetapi ketika kembali ke rumah dan pekerjaan, ia menjadi serigala beringas bagi sesamanya. Tak heran, persekutuan jemaat kemudian menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang "bertopeng"!
Tentu hal ini tidak bisa dipukul rata, tetapi kecenderungan semacam ini bisa terjadi di mana-mana, di antara orang kristiani.
Itu sebabnya kita sangat perlu mengingat pesan Paulus, bahwa kita telah mati bagi dosa (Roma 6:2). Akan sungguh aneh jika orang mengaku kristiani, tetapi masih bisa hidup bagi dosa yang berarti malah "mematikan" Kristus yang hendak berkarya di hidupnya. Jika hal demikian bisa terjadi, berarti hidupnya belum sungguh-sungguh baru (ayat 4). Menjalani hidup baru memang tak mudah. Bukan lagi menghambakan diri pada dosa, melainkan kepada Kristus. Yakni dengan setia menaati perintah-perintah Kristus setiap hari, agar terjadi perubahan radikal dalam pola pikir serta tindakannya.
HIDUP YANG SETIAP HARI DIJALANI BAGI KRISTUS AKAN MENDATANGKAN SUKACITA DAN BERKAT PENUH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar