Orang yang berhasil adalah orang yang berfikir gagal itu biasa. Toh nanti juga akan menang. Namanya attitude pemenang. Gagal itu biasa, karena semua orang pernah gagal. Banyak orang besar yang berhasil yang kita kenal sekarang ini adalah orang yang pernah mengalami banyak kegagalan dalam hidupnya. Namun demikian mereka bangkit kembali. Mereka berfikir bahwa kegagalan adalah suatu pengalaman yang harus dilalui dalam hidup mereka. Mereka maju terus memperbaiki diri, dan berhasil.
Mari kita lihat cacatan kehidupan dari seorang yang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya berikut ini:
Orang ini tahun 1816 keluarganya diusir dari rumahnya.
Tahun 1818 ibunya meninggal dunia,
Tahun 1831 orang ini gagal dalam bisnis.
Tahun 1832 orang ini kalah dalam pemilihan anggota dewan legislatif. Ia kehilangan pekerjaan, ia ingin sekolah hukum tetapi tidak diterima gagal dalam kuliah.
Orang ini tahun 1833 meminjam uang untuk memulai bisnis, bangkrut pada tahun yang sama. Ia gagal berusaha, ia harus melunasi hutangnya selama 17 tahun.
Orang ini tahun 1834 sempat terpilih sebagai anggota dewan legislatif.
Orang ini tahun 1835 bertunangan tapi tunangannya mati, sehingga ia patah hati. Karena patah hati tersebut ia mengalami nerveus breakdown syndrom dan harus berbaring selama 6 bulan.
Tahun 1838 ingin mengajukan diri menjadi ketua dewan legislatif, tapi gagal.
Tahun 1840 orang ini juga ingin menjadi elector tapi juga gagal.
Tahun 1842 orang ini menikah hanya satu dari empat anaknya laki-laki yang hidup melewati umur 18 tahun. Berarti tiga mati.
Tahun 1843 orang ini ingin menjadi anggota kongres tapi gagal. Baru pada tahun 1846 orang ini menjadi anggota kongres.
Tahun 1848 ia gagal terpilih menjadi anggota kongres untuk kedua kalinya. Setelah tidak menjadi anggota kongres maka ia ingin melamar pekerjaan menjadi land officer tapi ditolak alias gagal.
Tahun 1854 ia ingin menjadi anggota senat tapi gagal. 1856 dengan pengalaman gagalnya yang demikian banyak, ia nekat mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Dan mendapat suara kurang dari 100, alias gagal.
Tahun 1858 ia ingin menjadi anggota senat lagi tetapi kalah dalam pemilihan umum. Kita bisa melanjutkan kisah gagalnya lebih panjang lagi. Tapi tahukah saudara, kisah siapa yang saya baca ini? Inilah kisah Abraham Lincoln yang tahun 1860 ia berhasil menjadi presiden Amerika terpilih.
Satu kunci keberhasilan Abraham Lincoln yang ia tulis dalam buku biografinya, ia berkata soal hidupnya. ”Jalan hidup saya jelek dan licin, kaki saya sering tergelincir. Tetapi saya bangun kembali, mengatakan pada diri saya sendiri ini hanya tergelincir dan bukan suatu kejatuhan.” Sebuah cara pandang yang luar biasa memandang kegagalan dalam hidupnya dengan menganggap itu hanya tegelincir. Betapa banyak orang yang mengalami kegagalan tidak separah kegagalan Abraham Lincoln. Kita lihat kegagalannya itu sebenarnya bukan tergelincir, tapi jatuh, terjerembab dalam lumpur, hancur berkeping-keping tapi ia hanya menganggap tergelincir. Ada orang yang hanya tergelincir dalam hidup ini, hanya ditolak cintanya. Belum terjadi perceraian, bukan kebangkrutan, bukan perampokan tetapi berkata aku hidup tanpa cinta, hidupku hancur padahal bukan hancur. Dia bukan tergelincir tetapi hanya tersandung kerikil. Tetapi ia berkata hidupku hancur. Itulah bedanya sikap pemenang dengan seorang pecundang atau pengecut yang tidak berani mencoba lagi.
Kalau gagal dalam satu bidang coba lagi. Gagal dalam berpacaran, cari lagi. Begitu banyak manusia di muka bumi ini bahkan jutaan, milliaran pasti ada salah satu Tuhan tentukan menjadi jodoh dalam hidupmu. Pasti ada satu bidang kehidupan satu buah bisnis dalam hidup di dunia ini yang menjadi bagian kita untuk melakukan. Pasti ada satu lowongan pekerjaan dimuka bumi ini yang tepat untuk kita. Selama kita terus mencarinya, mencoba pasti akan mendapatkannya. ada pepatah mengatakan: Kegagalan adalah Keberhasilan yang tertunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar