Minggu, 25 November 2012

Kesaksian dari Pdt Welyar Kauntu (composer ‘Walau Seribu Rebah’, and many more) yang sangat berkesan dlm batin saya dan mempengaruhi cara saya menyembah Tuhan…
Beliau bercerita dalam satu kunjungan ke panti asuhan, saat pujian penyembahan dinaikkan, beliau memainkan gitar dan menaikkan suatu pujian bersama-sama anak panti asuhan tersebut.
Tapi Tuhan menyuruh beliau untuk memperhatikan seorang anak di pojokan yang sedang berusaha ikut menyembah Tuhan. Anak ini gagu, bicaranya tidak jelas, mungkin penderita bisu tuli. Kalimatnya……..hanya terdengar seperti kumpulan huruf vokal saja tanpa konsonan “aaa…uuua …iiiiaaa…aauu.” dengan nada yang fals habis.

Tapi dia menyanyi segenap hati, bahkan airmata pun menetes membasahi wajahnya.

Saat itu Tuhan berbicara kepada Pdt Welyar Kauntu….

”di telingaKu apa yang anak ini nyanyikan sangat merdu sekali, jauh lebih merdu dari apa yg engkau nyanyikan”. Bagi manusia, perkataan anak itu tidak dapat dimengerti.

Tapi Tuhan sangat mengerti… setiap kata kata nya

Di telinga manusia anak ini jelek sekali menyanyinya dan tidak ada merdu-merdunya sama sekali.

Di telinga Tuhan suara anak ini merdu sekali. Karena ia menyanyi dgn HATInya

Tuhan tidak melihat seperti apa yg manusia melihat

Mari kita belajar memandang seperti Tuhan memandang.

Bagi Tuhan, ‘HATI’ itu adalah segalanya. Bukan kemasannya. Oleh sebab itu mari kita menjaga hati kita dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar