Sabtu, 11 Mei 2013

Dia yang memberi,
Dia yang mengambil.


Bicara tentang kehilangan, sesungguhnya tidak ada yang dapat menandingi kepedihan Ayub. 

Hartanya habis.
Kepedihannya makin bertambah ketika semua anaknya pun tewas seketika,
Bahkan kesehatannya pun hilang.

Dalam sekejap, Ayub, yang semula adalah orang yang punya apa saja, menjadi orang yang tidak punya apa2.

Dari orang yang memiliki anak menjadi ayah yang tanpa anak lagi.

Dari orang yang sehat menjadi orang yang memiliki sakit borok di sekujur tubuhnya.

Ditambah lagi dengan cibiran dari sang istri, orang yang seharusnya menjadi penolong dalam hidupnya.

Namun yang luar biasa, dari mulut Ayub tidak keluar kata-kata keluhan,
tetapi... sebuah kata pujian,
Tuhan yang memberi,
Tuhan yang mengambil,
Terpujilah nama Nya.

Ayub sadar bahwa semua yg ia miliki bukan miliknya, melainkan milik Tuhan, sehingga tatkala Dia mengambil semua yang ada pada Ayub,
Ayub tidak memprotes dan menuduh Tuhan sebagai tokoh yang kejam dan tidak adil.
Ayub percaya Tuhan akan menggantinya dengan hadiah yang sepadan.

Ada kalanya dalam hidup, kita mengalami kehilangan.
Memang tidak mudah, berat dan pedih jika kita mengalaminya.

Namun, marilah memandang semuanya itu sebagaimana Ayub memandangnya.
Supaya kita dapat menyikapi peristiwa kehilangan dengan tetap berpengharapan...,
Masih ada hadiah berkat walaupun bungkusnya tidaklah selalu indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar