Alkisah, saat remaja Daud mencintai seorang gadis. Namun saat menyatakan cintanya, sang gadis menjawab, "aku hanya mau disunting seorang raja. Engkau orang miskin, bagaimana mungkin bisa membahagiakanku?"
Sakit hati oleh penolakan tersebut, Daud pun bertekad menjadi raja. ketika hal itu benar2 terjadi, hal pertama yang dilakukan sang raja baru adalah pergi ke rumah gadis itu dengan maksud membalas penghinaan gadis itu. Namun, sesampainya disana, hanya ayah sang gadis yang keluar menyambut serta bercerita bahwa gadis itu sudah tidak ada.
"Apakah ia benar2 sudah dipersunting oleh seorang raja?" tanya Daud dengan sinis.
"Tidak" jawab sang ayah dengan sedih, "satu-satunya pria yang ada di hatinya adalah engkau, tetapi karena ia sakit parah sejak kecil, ia tidak ingin mengecewakanmu. Caranya membahagiakanmu adalah memberimu semangat menjadi raja, seperti yang kau cita-citakan! Meskipun ia sudah meninggal dan tidak dapat melihatmu menjadi raja, namun itulah caranya mencintaimu untuk yang terakhir kalinya"
Kiriman hikayat ini memberikan kita inspirasi, bahwa ketika TUHAN mengizinkan kita mengalami pencobaan, penolakan, penghinaan yang menyakitkan, semua itu terjadi bukan untuk merendahkan atau bahkan membinasakan kita. Sebaliknya untuk membangkitkan tekad dan semangat kita mencapai tingkat tertinggi yang TUHAN sediakan bagi kita.
Sakit hati oleh penolakan tersebut, Daud pun bertekad menjadi raja. ketika hal itu benar2 terjadi, hal pertama yang dilakukan sang raja baru adalah pergi ke rumah gadis itu dengan maksud membalas penghinaan gadis itu. Namun, sesampainya disana, hanya ayah sang gadis yang keluar menyambut serta bercerita bahwa gadis itu sudah tidak ada.
"Apakah ia benar2 sudah dipersunting oleh seorang raja?" tanya Daud dengan sinis.
"Tidak" jawab sang ayah dengan sedih, "satu-satunya pria yang ada di hatinya adalah engkau, tetapi karena ia sakit parah sejak kecil, ia tidak ingin mengecewakanmu. Caranya membahagiakanmu adalah memberimu semangat menjadi raja, seperti yang kau cita-citakan! Meskipun ia sudah meninggal dan tidak dapat melihatmu menjadi raja, namun itulah caranya mencintaimu untuk yang terakhir kalinya"
Kiriman hikayat ini memberikan kita inspirasi, bahwa ketika TUHAN mengizinkan kita mengalami pencobaan, penolakan, penghinaan yang menyakitkan, semua itu terjadi bukan untuk merendahkan atau bahkan membinasakan kita. Sebaliknya untuk membangkitkan tekad dan semangat kita mencapai tingkat tertinggi yang TUHAN sediakan bagi kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar