Rabu, 19 Oktober 2011

"Cincin Kawin"

Bacaan   : AMSAL 5:1-23
Ayat Mas: "Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu..."
(AMSAL 5:18)

Seorang pria tua duduk di sebelah laki-laki muda - yang nampak murung dalam perjalanan Solo - Yogya dengan kereta api Prameks... Pria tua itu terus mengamati jari tangan laki-laki muda yang mengenakan cincin kawin pada jari telunjuknya... Karena penasaran, ia pun bertanya, "Nak, kenapa kau kenakan cincin kawinmu di jari telunjuk? Bukankah lebih tepat kau pakai di jari manis?"... Laki-laki muda itu menoleh kepadanya sejenak,... lalu menjawab, "Sengaja saya meletakkan cincin kawin ini di tempat yang salah, karena memang saya merasa telah menikah dengan orang yang salah pula!"

Pembicaraan itu berkembang,... laki-laki muda itu lalu mengisahkan tentang mengapa ia sampai mengatakan 'salah' dalam memilih istri! Ia menceritakan, bahwa istrinya saat ini sedang membalas perzinahan yang ia lakukan di masa lalu. Kehidupan pernikahannya selalu diwarnai pengkhianatan, demi pengkhianatan. Dia merasa, bahwa sudah tidak ada lagi kesetiaan dari pernikahannya; dan keluarga yang dia bangun, bukan keluarga yang membahagiakan! Pria tua itu pun mulai menasihati laki-laki muda itu dengan ayat-ayat yang ada di dalam AMSAL 5,... sebagai orang percaya di dalam KRISTUS, haruslah menjauhkan diri dari perzinahan dengan berpegang pada kebijaksanaan dan memelihara pengetahuan (ayat 2). Laki-laki muda itu telah memperlakukan istrinya dengan keliru,... namun, istrinya pun membalas dengan melakukan hal yang keliru juga!
 
Meski kita telah menikah dengan orang yang benar (tepat), tetapi kalau kita memperlakukan orang itu secara keliru, maka kita akhirnya akan mendapatkan orang yang keliru! Kebahagiaan dalam sebuah pernikahan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan! Pernikahan, bukanlah tanaman bunga mekar harum semerbak - yang sudah jadi! Pernikahan adalah lahan kosong yang harus kita garap bersama-sama... Tidak cukup hanya dengan memilih dan menikah dengan orang yang tepat, tetapi jadilah juga pasangan yang tepat,... yang memperlakukan pasangan kita dengan tepat pula! Kita juga harus yakin, kalau kita tidak salah memilih pasangan hidup! Kalau TUHAN sudah mengizinkan pernikahan ini terjadi, maka itu berarti IA mempercayakan tanggung jawab rumah tangga itu kepada kita dan pasangan kita... 

Berbuatlah sesuai dengan apa yang telah engkau janjikan di hadapan TUHAN dan IMAM, untuk tetap setia dan saling mengasihi dalam segala keadaan!

MENIKAH DENGAN ORANG YANG BENAR (ATAU SALAH), ITU TERGANTUNG DARI CARA KITA MEMPERLAKUKAN PASANGAN!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar