Jumat, 14 Oktober 2011

Memiliki lebih banyak tidak memberimu kebahagiaan, dalam keterbatasanpun, kau tetap mampu menggenapi sukacita, tak perlu sesatkan mata hati, esensi bahagia terletak pada sikap hati yang mau menerima, begitu sederhana, begitu saja.
Amsal 15:17 "Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian."

Sepasang suami istri justru lebih bertahan ketika hidup mereka masih pas pas an alias serba cukup.

Mereka bisa saling dukung, komunikasi lancar, karena hidup serba pas, mewajibkan mereka untuk mengencangkan ikat pinggang.

Justru ketika mereka mulai makmur, hidup mulai berkelimpahan, maka mulai terjadi masalah.

Masing masing memiliki kesibukkan sehingga mulai jarang berkomunikasi.

Tanpa komunikasi konflik dan kesalah pahaman tidak pernah bisa diselesaikan.

Lama kelamaan makin menumpuk, sampai akhirnya meledak, inilah yang membuat terjadi perceraian.

Apakah kita lebih mengejar berkat jasmani, ketimbang hubungan keluarga ?

Wahyu 2:5 "Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat."

Harta bisa membawa sukacita maupun dukacita, ini tergantung bagaimana kita membawanya.

Ulangi lagi dari awal !, ingat masa masa waktu masih susah, ketika makan sepiring berdua, ketika masih jalan kaki berdua sambil bergandengan tangan, atau ketika boncengan sepeda motor, wah...mesranya.

Mulai pagi ini, mari koreksi kehidupan kita, seharusnya berkat jasmani yang dipercayakan Tuhan kepada kita, dapat meningkatkan kebahagiaan, bukan penderitaan.

✽̤̈ Tuhan~ℳemberκɑ†ɪ̇ ✽̤̈

Tidak ada komentar:

Posting Komentar